TIRASPOST.COM, METRO – Pasca mesin excavator monitor dan CPU (Central Processing Unit) di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Karangrejo Metro Utara milik pemerintah untuk mengeruk sampah hilang digasak pencuri pada 27 Februari 2019 lalu. Kini Pemerintah Kota (Pemkot) Metro terpaksa menyewa alat berat satu unit jenis eksavator dengan estimasi biaya mencapai jutaan rupiah perhaRinya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Metro, Ir. Eka Irianta melalui Kepala UPT TPAS Karangrejo Metro Utara Supriyanto membenarkan hal tersebut. Ia mengaku sudah diinstuksikan pimpinan yakni Kadis LH untuk mencari sewa alat berat, sementara waktu menunggu alat yang tengah dipesan untuk memperbaiki mesin eksavator yang hilang.
“Jadi sudah dapat alat berat sewa sejak hari Minggu 3 Maret 2019, dengan rincian biaya yang harus kami keluarkan sebesar Rp 300 ribu per-jam, dan setiap hari 8 jam dengan estimasi biaya yang harus dikeluarkan Rp 2,4 juta perhari, dan itu belum termasuk bahan bakar solarnya,”kata Supriyanto, Rabu (6/3/2019).
Soal penumpukan sampah, kata dia memang sempat menumpuk sampai pintu masuk ke areal TPAS Karangrejo. Setelah mendapat sewa alat berat untuk penanganan sampah di TPAS Karangrejo sudah tidak ada kendala.
“Ya tapi namanya sewa kan terbatas waktunya, artinya kami harapkan teman-teman bagian pengadaan alat berat itu sesegera mungkin mendapatkan alat monitor dan CPU agar segera dipasang di Eksavator, supaya kita tidak tergantung dengan alat sewa,”imbuhnya.
Supriyanto kembali menegaskan bahwa alat berat eksavator di TPAS Karangrejo ini fungsinya untuk menyusun dan menumpuk sampah yang baru datang dan dipadatkan. Petugas di TPAS Karangrejo sangat berharap alat monitor dan CPU yang hilang segera dicarikan yang baru, dan syukur-syukur pemerintah dapat membelikan alat eksavator yang baru sebagai penunjang kinerja di TPAS.
“Kita bicara sampah di Kota Metro ini sangat serius, setiap hari bukanya berkurang malah bertambah banyak. Itu dipengaruhi semakin luas layanan dan jumlah penduduk semakin bertambah, otomatis jumlah sampah pun semakin bertambah,”jelasnya.
Sekarang ini, timpal Supriyanto tumpukan sampah semakin tinggi, kalau satu eksavator harus kerja dua kali, dari bawah naik ke atas, begitu dari bawah sudah selesai naik keatas menyusun. Kalau ada alat 2 unit yang satu naikin dan yang satu nyusun kan lebih ringan.
“Karna saat ini tumpukan sampah sudah terlalu tinggi, dengan estimasi sampah yang dibuang ke TPAS Karangrejo per-hari sampai 200-216 kubik. Dengan jumlah armada dam truk 14 unit, 6 ambrol, setiap amborl itu ada 3 sampai 4 kontainer. Saya berharap pemerintah segera mencarikan solusi memberikan sarana prasarana alat yang layak dan memadahi, agar bisa mengatasi tumpukan sampah,”pungkasnya. (*)