Oknum Kepsek SMA Muhammadiyah 1 Kota Agung Peras Siswa

Mardiana Tahan Ijasah Demi Rupiah

TIRASPOST.COM (Tanggamus) – Oknum Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah 1 Kota Agung Kabupaten Tanggamus, Mardiana, tega menahan ijazah para muridnya demi meraup pundi-pundi Rupiah. Banyak kalangan yang menganggap sikap materialistis yang dilakukan oknum kepsek ini sama sekali tidak mencerminkan prilaku seorang pendidik.

Seperti diberitakan sebelumnya jika oknum Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Agung diduga memungut sejumlah uang kepada peserta didik sekolahnya yang telah selesai menjalankan masa belajar, dengan dalih menebus dokumen kelulusan alias ijasah.

Dari pengakuan salah seorang peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Kota Agung yang telah selesai mengikuti tahun ajaran 2018/2019, disebutkan jika dirinya telah menyerahkan dana sebesar Rp300 ribu dan hanya diberikan fotocopy ijasah.

Sumber lain juga menyebutkan jika Mardiana sebagai kepala sekolah menyampaikan instruksi langsung agar para siswa yang ingin mengambil ijasah harus menebus dengan sejumlah uang.
“Kepala sekolah menyampaikan kepada kita kalau mau ambil ijasah harus bayar. Sebagian sudah ada yang bayar dan ambil ijasah. Tapi sebagian lagi belum, seperti saya, belum bisa membayar,” ujar sumber.

Salah seorang walimurid ketika dikonfirmasi juga mengaku jika dirinya belum bisa mengambil ijasah milik anaknya lantaran tidak memiliki biaya untuk menyelesaikan administrasi penebusan ijasah.
Selain itu disebutkan jika keputusan adanya penebusan ijasah dilakukan secara sepihak oleh pihak sekolah tanpa melalui mekanisme rapat komite, sehingga sangat membebani para walimurid.
“Kami harus membayar kalau mau tebus ijasah, kalau tidak ijasahnya akan ditahan pihak sekolah. Saya sudah tanya dengan kepala sekolahnya langsung dan mengeluhkan prihal tersebut, tapi tidak digubris. Katanya kalo mau ijasah harus selesaikan administrasinya. Saya punya rekaman percakapannya,” lugas salah seorang walimurid.

Setelah persoalan penahanan ijasah ini viral, berbagai upaya sudah tempuh Mardiana sebagai Kepala SMA Muhammadiyah 1 Kota Agung, termasuk dengan iming-iming jika pihaknya akan menyerahkan ijasah kepada seluruh siswa tanpa dikenakan biaya tarikan.
Tidak berhenti disana, Mardiana sebagai kepala sekolah juga sampai memberikan opini yang menyesatkan kepada publik dengan menggambarkan seolah-olah dirinya sebagai korban.
Ketika dikonfirmasi via ponsel, Mardiana tidak memberikan statemen apapun dan cenderung mengelak.
Menanggapi polemik dalam pemberitaan soal penahanan ijasah ini, Redaktur SKM Handal Lampung, Chaidir, menilai jika upaya yang dilakukan Mardiana sebagai bentuk penyelamatan diri dan hal tersebut wajar.

Namun dia sangat menyayangkan adanya upaya yang dilakukan untuk menyesatkan publik melalui penyampaian keterangan palsu dengan menggambarkan jika oknum kepala sekolah tersebut sebagai korbannya.
Baginya, media massa seharusnya selalu berpihak kepada masyarakat dan mendahulukan kepentingan publik.
“Bukannya sudah jelas, upaya dari pihak sekolah yang mengatakan jika akan memberikan ijasah tanpa bayaran membuktikan jika persoalan tarikan dana itu benar adanya, dan jika benar diberikan tanpa bayaran, sebagian mereka yang sudah membayar bagaimana? Apakah akan ada pengembalian dana juga Dan jika mau objektif, bukannya persoalan ini sama dengan pemerasan intelektual,” tanya Chaidir. (Red)

Pos terkait